01 Februari 2017

Enam F16 Akan Patroli di Selat Malaka

01 Februari 2017

F-16 TNI AU (photo : Kaskus Militer)

Pekanbaru (ANTARA News) - Enam unit pesawat tempur F16 dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru menggelar patroli di kawasan perbatasan termasuk Selat Malaka selama satu bulan.

"Berdasarkan instruksi Panglima TNI, bahwa kita harus siap mendukung Nawacita Presiden. Salah satunya Poros Maritim," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Marsekal Pertama Henri Alfiandi di Pekanbaru, Senin. 

Ia mengatakan bahwa Poros Maritim bisa terlaksana dengan aman dan lancar apabila kekuatan udara hadir dan mengayomi untuk memberikan rasa aman.

Untuk itu, mulai Senin (30/1) hingga 30 hari mendatang keenam pesawat tempur buatan negeri Paman Sam itu akan berada di luar Pangkalan RSN. 

Selain patroli udara di Selat Malaka, pesawat tempur juga akan melakukan patroli hingga ke ujung Pulau Sumatera seperti Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. 

Danlanud juga tidak menampik bahwa operasi itu terkait dengan situasi laut China Selatan yang memanas.

"Pasti itu ada, salah satunya reaksi kita gelar kekuatan di wilayah perbatasan. Termasuk di pangkalan terujung. Harus siap menerima kekuatan kita," ujarnya.

Danlanud mengatakan untuk sementara keenam F16 tersebut akan diterbangkan ke Lanud Soewondo, Medan, Sumatera Utara. 

Selama 30 hari, pesawat tempur juga akan melakukan serangkaian latihan dengan sandi Mata Elang. 

Saat ini Lanud RSN memiliki dua skadron pesawat tempur sejalan dengan peningkatan status Lanud tersebut dari Tipe B menjadi Tipe A pada Agustus 2015. 

Dua Skadron itu adalah Skadron Udara Hawk 100/200, Skadron Udara F16 dan ditambah Skadron pemeliharaan.

9 komentar:

  1. hawk sebenarnya pesawat bagus tapi karena sudah tidak di produksi lagi masalah suku cadang jadi kendala .Padahal paket pembelian awalnya adalah suku cadang akan di produksi di Indonesia .Entah kenapa sepertinya tidak jalan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih diproduksi di India. Commonality dengan yang di Indonesia harusnya masih tinggi (Biasa, proses pembelian lama). Kalau Hawk T2 dan keturunannya memang sedikit commonality dengan yang punya TNI.

      Hapus
    2. Wah kalau begitu maka Hawk 100/200 TNI-AU masih bisa diperpanjang lifetimenya .Beli Saja spare-part ke India kalau perlu upgrade avionik dan senjatanya .Paling tidak untuk 10 sd 20 tahun kedepan . Kita beli dari baru .Kecil -kecil cabe sawit .

      Hapus
    3. kalo perjanjian awal begitu berarti ada unsur penipuan ini. suku cadang diproduksi disana berarti orang india cerdik sampe gak kena tipu ya? pinter mereka daripada pejabat kita ternyata.

      Hapus
  2. kalo sukhoi di rolling ke medan kira2 gmn? jadi sumatera lengkap dari ringan sampai berat. ada tiger di palembang, falcon/hawk di pkb dan sukhoi di medan.serrruuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya itu yang direncanakan oleh pati pertahanan Indonesia bang..
      Dan itu nanti terealisasi setelah pengadaan SU35 yang sampai saat ini masih mbuuleet gak karuan...

      Tabah sampe tua yaaa bang.. 😞

      Hapus
    2. biarin aja, makin lama makin banyak duitnya. kumpulin terus ampe jadi satu squadron baru beli apakek yg kerenan, f35 haha! bisa dipentung jama'ah flanker guwe

      Hapus
  3. Indons jets are not safe
    sooner or later this birds will going down like what happened for those previous jets that crash recently.

    BalasHapus
    Balasan
    1. l'air française tombe aussi uniquement, rappelles toi a400m. sotte

      Hapus